Friday, May 11, 2012

First Love




--> Pertama kali liat sosoknya, dulu banget, waktu sama-sama masih ingusan. Kalo inget saat-saat itu kadang gue suka senyum-senyum nggak jelas sendiri. “Dia” di mata gue cuma anak kecil yang wajahnya masih polos. Tapi anehnya, hampir semua temen-temen gue suka sama dia. Saat itu, saat gue liat dia untuk yang pertama kalinya, gue cuma bilang, “Apa yang mereka liat dari dia? Nggak keren sama sekali.”
Gue nggak pernah tahu kalo kalimat itu bakal jadi bumerang yang bisa ngebunuh gue kelak.

Dua tahun berikutnya gue satu kelas bareng dia. Dia, yang di mata gue masih seperti pertama kali gue liat, masih tetap dipuja banyak cewek, dan terus terang gue nggak peduli tentang itu. Selama gue nggak menjadi satu di antaranya. Ya, mungkin. Gue berharap bisa jauh-jauh dari dia. Sampai akhirnya, Tuhan bikin rencana buat gue...

Gue nggak pernah nyangka sebelumnya kalo masa puber gue bakal semanis kayak di komik-komik. Setidaknya, begitulah menurut gue. Wali kelas gue nyuruh semua anak maju ke depan kelas, beliau mau ngatur pembagian tempat duduk. Dan dari situlah segalanya bermula. Saat gue sadar, dia udah duduk di kursi di depan gue.  Nggak sampe di situ aja, gue menjabat wakil ketua kelas. Sementara dia jadi Sekretaris pertama. Hahaha, terbalik =.="

Terus terang, sampe detik itu gue masih benci sama dia. Gue nggak suka sama sifatnya yang sok cuek. Hingga di suatu hari, ketua kelas gue nggak masuk karena sakit. Terpaksa gue yang gantiin tugas dia keperpustakaan untuk ngebagiin LKS ke temen-temen gue yang lain. Dan sialnya, yang seharusnya jadi tugas gue, jadi tugas "dia". Akhirnya kami berdua pergi ke perpustakaan sama-sama. Diem-diem, gue menghela napas panjang. Kenapa ketua kelas gue nggak masuk sih!?

Gue bosen lama-lama deket patung hidup. Cowok satu ini sok cuek banget. Jaim! Segala macam unek-unek di hati gue mulai bermunculan. Gue gregetan banget ngeliat sikapnya yang pendiem, seolah-olah di perpustakaan itu cuma ada dia dan buku-buku. Sementara gue ini nggak kasat mata. Ya ampun, gue makin heran aja kenapa banyak cewek suka sama dia. Tipe kayak gini sih, enaknya buat dijitakin rame-rame. Gue sendiri bukan tipe yang bisa lama-lama nggak berkomunikasi sama orang, maka akhirnya antara sadar dan nggak sadar, tiba-tiba stempel yang sejak tadi gue gunain buat menstempel LKS berpindah nempel di tangan dia. Meninggalkan jiplakan tinta lambang sekolah di sana. Gue kaget karena ulah gue sendiri itu. Takut-takut gue tatap dia yang juga lagi natap gue dengan wajah datar.

"Biar lo nggak diem mulu. Tanda kenalan." jawab gue sok cuek. Padahal dalem hati malu banget. Rasanya kepengen lari terus masuk ke toilet dan nggak keluar-keluar lagi. Tapi saat liat dia senyum untuk yang pertama kalinya, mendadak rasa percaya diri gue balik lagi. Akhirnya kami berjabat tangan untuk kenalan. Gue pikir, gue nggak akan pernah pengen deket-deket sama dia, tapi pada akhirnya malah kenalan. Konyol banget.






No comments:

5 Aktor Korea Ini Paling Cocok Perankan Bangsawan

Bagi seorang aktor, memerankan figur seorang bangsawan menjadi hal yang mudah saja. Namun, hanya beberapa di antara mereka yang dinila...