Thursday, April 16, 2020

5 Aktor Korea Ini Paling Cocok Perankan Bangsawan


Bagi seorang aktor, memerankan figur seorang bangsawan menjadi hal yang mudah saja. Namun, hanya beberapa di antara mereka yang dinilai paling pas saat memerankannya.
Dikaruniai paras rupawan dan ditunjang kemampuan akting jempolan, beberapa aktor Korea ini paling cocok perankan seorang bangsawan, lho. Karena hal itu pula, drama yang dibintangi mereka hampir selalu mendulang popularitas. 
Siapa saja, sih aktor yang paling cocok berperan sebagai kalangan bangsawan? Yuk, simak lima daftarnya berikut.

1. Lee Jong Suk dalam drama Hymn of Death

Dalam drama yang diangkat dari kisah nyata, Hymn of Death, Lee Jong Suk berperan sebagai Kim Woo Jin, pemuda yang berasal dari keluarga bangsawan. Namun ketimbang meneruskan usaha keluarganya, Kim Woo Jin lebih memilih menekuni passionnya sebagai seorang penulis skenario.

Kim Woo Jin kemudian jatuh cinta pada Yun Sim Deok (Shin Hye Sun), pemain teater dengan suara emas. Padahal sebenarnya Kim Woo Jin sudah memiliki seorang istri. Itulah mengapa akhirnya Yun Sim Deok merasa sangat kecewa, di samping mengetahui jika latar belakang Kim Woo Jin sangat berlawanan dengan dirinya.

Lee Jong Suk menampilkan kemampuan akting yang tak setengah-setengah dalam drama pendek ini. Ia sukses menyampaikan emosi sebagai pemuda bangsawan yang rendah hati bernama Kim Woo Jin. Kamu sudah nonton dramanya belum?

2. Lee Seung Gi dalam drama King 2 Hearts

Lee Seung Gi pernah berperan sebagai raja di drama King 2 Hearts, dan tak dimungkiri kalau peran ini paling ikonik untuk dirinya. Mulanya Jae Ha (Lee Seung Gi) merupakan pemuda yang banyak mengeluh dan tak bijaksana. Ia meratapi dirinya yang harus mengikuti wajib militer, padahal dirinya merupakan seorang pangeran.

Namun sang kakak yang saat itu menduduki tahta, tiba-tiba tewas secara mengenaskan. Membuat Jae Ha tak memiliki pilihan lain selain menggantikannya. Perlahan Jae Ha berubah menjadi pemuda bijaksana, di samping karena Kim Hang Ah, wanita Korea Utara yang dijodohkan dengannya demi perdamaian kedua negara.

Penggemar KDrama pastinya gagal beranjak dari karakter Raja Jae Ha yang diperankan Lee Seung Gi ini. Ngaku, deh?

3. Park Bo Gum dalam drama Love in the Moonlight 
Aktor muda dan berbakat satu ini juga pernah menghipnotis penonton dengan perannya sebagai seorang bangsawan sekaligus raja di drama Love in the Moonlight. Lee Young (Park Bo Gum) merupakan seorang putera mahkota yang karena kejadian tak terduga bertemu dengan Hong Ra On (Kim Yoo Jung). 

Lee Young sama sekali tak menyadari kalau sebenarnya Hong Ra On itu wanita yang menyamar sebagai lelaki. Bisa dikatakan, pertemuan mereka berbuntut menyulut amarah Lee Young. Sehingga saat bertemu kembali dengan Hong Ra On, Lee Young bermaksud membalaskan dendamnya.

Park Bo Gum piawai memerankan karakter raja muda yang polos namun sangat bijaksana dan pandai memimpi rakyatnya. Jadi pengin nonton ulang drama ini, deh! 

4. Jung Il Woo dalam drama Haechi

Sosok kharismatik seperti Jung Il Woo memang sangat cocok berperan sebagai bangsawan. Dalam drama saeguk populer Haechi, Jung Il Woo berperan sebagai Pangeran Yeoning yang kelak menjadi Raja Yeongjo. Ia adalah sosok yang peduli pada kesejahteraan rakyatnya.

Kemampuan akting Jung Il Woo sudah tak perlu diragukan lagi. Penonton drama Haechi diajak menyaksikan pergulatan emosi yang dirasakan Pangeran Yeoning saat kehilangan orang-orang yang dicintainya. Serta menghadapi segelintir kasus korupsi dan konspirasi dalam istana, hingga akhirnya diangkat menjadi seorang raja.

5. Lee Min Ho dalam drama The King: Eternal Monarch

Akan segera tayang, dalam drama The King: The Eternal Monarch Lee Min Ho akan berperan sebagai seorang kaisar, lho. The King: Eternal Monarch sendiri bercerita tentang dunia paralel, di mana Lee Gon (Lee Min Ho) yang merupakan seorang kaisar bertemu dengan Jung Tae Eul (Kim Go Eun), seorang detektif di dunia modern. Keduanya memiliki hubungan rumit baik dalam dunia Lee Gon maupun sebaliknya. 

Mengingat Lee Min Ho juga pernah berperan sebagai pewaris konglomerat di drama romantis populer The Boys Before Flower. Paras rupawan ditunjang dengan tinggi tubuh semampai, belum lagi aura kharismatik yang terpancar dari dalam dirinya, membuat Lee Min Ho memang paling cocok memerankan karakter seorang bangsawan.

Nah, itu dia 5 aktor Korea yang paling cocok memerankan karakter bangsawan. Kalau idola kamu siapa nih, guys?

5 KDrama Seru Ini Tayang April 2020


Salah satu alasan mengapa penggemar KDrama tak pernah merasa bosan, adalah karena asupan tontonan setiap bulannya selalu ada saja yang menarik. Cerita segar dengan tema yang beragam terkemas apik dalam jumlah episode yang bisa dibilang sedikit. Belum lagi kedua mata yang dimanjakan dengan visual rupawan para aktor-aktris Negeri Ginseng tersebut. Bikin makin betah nonton, deh!

Di bulan April mendatang, daftar drama Korea yang akan tayang pun layak banget diantisipasi. Dari genre kolosal romantis, hingga melodrama. Yuk, simak daftar 5 KDrama yang wajib banget kamu ikuti ini.


1. The King: Eternal Monarch
Gak dimungkiri jika The King: Eternal Monarch menjadi drama Korea yang paling dinantikan tahun ini. Apalagi kalau bukan karena mega bintang Korea, Lee Min Ho yang akan membintangi drama garapan SBS ini.

The King: Eternal Monarch sendiri bercerita tentang dunia paralel, di mana Lee Gon (Lee Min Ho) yang merupakan seorang kaisar bertemu dengan Jung Tae Eul (Kim Go Eun), seorang detektif di dunia modern. Keduanya memiliki hubungan rumit baik dalam dunia Lee Gon maupun sebaliknya.
Drama bertema historikal, romantis dan fantasi ini juga dibintangi sederet aktor-aktris ternama Korea. Sebut saja seperti Woo Do Hwan yang akan berperan sebagai bodyguard kece dari Kaisar Lee Gon sekaligus seorang PNS di dunia Jung Tae Eul. Ada pula aktor Lee Jung Jin, Kim Kyung Nam dan juga aktris Jung Eun Chae. Pokoknya kamu gak boleh ketinggalan!


2. Blossom
Aktris veteran Lee Bo Young juga akan comeback di drama Blossom pada April mendatang. Drama yang memiliki judul lain When My Love Blooms ini mengangkat kisah antara Han Jae Hyun (Yoo Ji Tae) dan Yoon Ji Soo (Lee Bo Young) yang merupakan cinta pertama bagi satu sama lain, kembali bertemu setelah waktu banyak berlalu dan segalanya telah berubah.

Keduanya kembali di hadapkan pada masa lalu, dan membuat mereka bertanya-tanya akankah cinta mereka dapat kembali bersemi seperti dulu? Yang membuat drama ini menarik, Jinyoung GOT7 akan memerankan versi muda dari aktor Yoo Ji Tae, sementara untuk versi muda dari Lee Bo Young akan diperankan oleh aktris manis Jeon So Nee.
Rencananya drama Blossom ini akan menggantikan jadwal tayang drama Hi Bye, Mama, lho!

3. Born Again
Selain comeback Lee Min Ho, penggemar KDrama juga akan dimanjakan dengan comeback dari Jang Ki Yong, nih. Jang Ki Yong juga tengah sibuk syuting drama terbarunya yang berjudul Born Again.
Akan tayang April, drama Born Again bercerita tentang cinta segitiga tragis antara detektif Cha Hyung Bin (Lee Soo Hyuk), pemilik toko buku Jung Hae Eun (Jin Se Yeon) dan Gong Ji Cheol (Jang Ki Yong) yang merupakan pembunuh berantai. 32 tahun lalu hidup mereka berakhir, dan ketiganya hidup kembali di waktu yang bersamaan namun dengan keadaan yang sama sekali berbeda.
Dari sinopsisnya saja sudah bikin kita penasaran ya, dengan kisah antara Jung Hae Eun, Gong Ji CHeol dan Cha Hyung Bin di drama Born Again. Menurut kamu gimana?

4. Extracurricular
Extracurricular menambah daftar panjang drama Korea yang bersetting di sekolah. Drama yang tayang di Netflix ini akan dibintangi oleh aktor muda Kim Dong Hee, yang juga pernah membintangi sederet drama hits di antaranya Eighteen, SKY Castle dan Itaewon Class.
Extracurricular berfokus pada kehidupan seorang pelajar teladan bernama Ji Soo yang tiba-tiba memilih menjadi seorang kriminal karena hal tak terduga. Di samping itu, Min Hee (diperankan oleh Jung Da Bin) yang merupakan seorang perisak di sekolah pun ikut terjebak dalam kejahatan yang dilakukan Ji Soo.
Drama ini juga turut dibintangi oleh aktor-aktris muda pendatang baru Korea seperti Park Joo Hyun dan Nam Yoon Soo. Extracurricular tayang perdana 29 April mendatang.

5. How to Buy a Friend
Kamu masih ingat dengan tentara manis di drama hit Crash Landing On You yang diperankan Lee Shin Young? Aktor yang naik daun ini segera comeback dan menjadi pemeran utama di drama sekolah berjudul How to Buy a Friend, nih.
Drama yang diangkat dari serial webtoon dengan judul yang sama ini, bercerita tentang murid bernama Park Chan Hong (Lee Shin Young) yang menjalin 'pertemanan kontrak' dengan petarung legendaris di sekolahnya, Heo Don Hyuk (Shin Seung Ho) karena sebuah puisi. Aktris muda Kim So Hye pun akan turut memeriahkan drama How to Buy a Friend, lho. Kira-kira akan seperti apa ya, lika-liku persahabatan di drama remaja satu ini?
Nah, itulah lima daftar drama Korea yang akan tayang di bulan April mendatang. Makin banyak deh, daftar nontonan wajib kamu.

Yuk Dicoba! 7 Langkah Elegan Ubah Passion Jadi Pundi Rupiah


Artikel ini aku tulis dan telah publish di IDN Times : Yuk Dicoba! 7 Langkah Elegan Ubah Passion Jadi Pundi Rupiah dan ini merupakan artikel yang berhasil memenangkan kontes menulis ulasan tentang Samsung Galaxy Note10 | Note10+.

Setiap orang pasti pernah merasakan dilema menentukan antara bekerja karena tuntutan kebutuhan, maupun bekerja sesuai dengan passion. Hanya saja tidak semua individu berani mengambil keputusan untuk mendalami apa yang benar-benar membuatnya tertarik, tanpa memikirkan embel-embel tuntutan ekonomi setelahnya.

Alih-alih menyerah dengan meneruskan pekerjaan stagnan yang tak membuatmu bersemangat, coba yuk, terapkan tujuh langkah di bawah ini agar passion dalam dirimu justru mendatangkan pundi-pundi rupiah kelak.


Sudah sepatutnya, kamu adalah orang yang paling mengenal pribadi kamu. Orang lain hanya perantara yang merefleksikan dirimu yang nampak di permukaan. Misalnya, jika kamu adalah pribadi yang menyenangkan dan murah senyum, otomatis orang-orang akan suka berada di dekatmu. Berlaku pula sebaliknya.

Namun, apa yang kamu pikir dan rasakan, belum tentu orang lain paham. Atas dasar itu, mulailah untuk memaknai arti dirimu sendiri lewat berbagai hal. Sesuatu yang sejatinya dapat membuatmu menemukan segala hal tentang 'aku'. 'Aku' yang hanya dapat kamu pahami seorang diri.

2. Bebaskan pikiran dan biarkan hati menuntunmu sesekali

Rundungan masalah, apalagi masalah finansial, memang kerap membuat seseorang enggan mengambil langkah ekstrem. Ekstrem di sini dalam arti keluar dari zona nyaman yang selama ini diciptakan. Ada banyak hal yang mesti dipertimbangkan, diperhitungkan, dianalisis dan sebagainya, sebelum seseorang memutuskan untuk mendalami passion. Padahal, pada akhirnya kita hanya diam di tempat dan tak bergerak maju.

Sesekali yang kamu harus lakukan adalah membebaskan pikiran dari segala hal-hal rumit yang hanya membuatmu terkungkung. Beri kesempatan pada hatimu untuk melakukan sesuatu yang membangkitkan 'warna' dirimu. 

Shannon L. Alder pernah berkata, “penyesalan terbesar dalam hidup adalah menjadi apa yang diinginkan orang lain daripada menjadi dirimu sendiri.”


3. Bertemu dengan banyak orang dan banyak kegiatan positif
Hal yang kamu geluti saat ini mungkin tanpa sadar telah mendiktemu untuk berlaku stagnan. Apalagi jika kamu tidak menjiwai apa yang kamu kerjakan sekarang, tentunya tujuh hari dalam seminggu buatmu hanya begitu-begitu saja.

Saatnya kamu ubah jadwal weekend kamu untuk melakukan kegiatan positif dan bermanfaat, yang juga memungkinkan kamu untuk berinteraksi dengan orang baru. Mungkin di luar sana, ada orang-orang yang siap menerima kehadiranmu kapan saja untuk berbagi passion yang sama.

4. Temukan komunitas yang membuatmu tertarik berada di tengahnya

Jika kamu telah yakin akan apa yang benar-benar ingin kamu selami, sudah waktunya kamu mencari komunitas dengan visi yang sama. Paling tidak, orang-orang dalam komunitas tersebut akan membuatmu termotivasi dan menantangmu untuk berkompetisi secara sehat.

Hal positif lainnya, kamu akan banyak bertukar pengalaman dengan orang-orang yang telah lebih dulu survive mengembangkan passion menjadi bisnis. Hal-hal apa saja yang mereka lakukan dan yang tidak mereka lakukan hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang.

5. Persenjatai dirimu dengan sesuatu yang mendukung secara optimal


Di zaman yang serba instan dan canggih seperti sekarang ini, banyak hal-hal baru yang menjadi passion seseorang dan lebih banyak pula yang mengandalkan teknologi. Sebut saja seperti bloggervlogger hingga selebgram

Berbicara mengenai 'senjata' dalam mendukung optimal passion kamu, Samsung Galaxy Note10 | 10+ hadir sebagai pilihan tepat dan bijak buat kamu, nih. Pasalnya, smartphone ini dilengkapi dengan lensa widetelephoto, dan ultrawide, serta Time of Flight 3D Camera (khusus Galaxy Note10+). RAM-nya pun masing-masing terdiri dari 8GB dan 12GB.
Tak perlu bingung lagi deh, kreasikan content unik kamu untuk di-publish and share.

Pekerja kantoran juga dapat mengandalkan fitur S Pen yang dilengkapi teknologi Digital Text Conversion dan Air Gesture dari Samsung Galaxy Note10 | 10+, lho. Kamu penasaran? Jadi, terlepas dari apa pun passion kamu, yuk segera kunjungi www.samsung.com/id untuk dapatkan penawaran menarik Samsung Galaxy Note10 | Note 10+.


6. Meski hasil pertama tak memuaskan, jangan langsung menyerah

Jika akhirnya kamu benar-benar terjun pada passion yang kamu minati dan menjadikannya sebuah bisnis. Meski hasil awal yang kamu dapat tak langsung memuaskan, jangan buru-buru menyerah.

Pahami bahwa segala sesuatu memang dimulai dari kecil, yang membedakan hanya seberapa besar kita memupuk konsistensi dan rasa sabar.

7. Jangan lupa berdoa dan berbagi dengan sesama

Hal lain dari konsistensi, kamu juga harus selalu melibatkan Tuhan dalam setiap usaha. Hasil memang tak mengingkari kerja keras, namun kerja keras tanpa berdoa akan terasa seperti sia-sia saja.

Sementara berbagi pada sesama membuatmu memaknai keberadaan dirimu sendiri bagi orang lain dalam hidup. Akan lebih membanggakan, terutama untuk diri kamu sendiri, jika keterikatan antara passion dan bisnis yang kamu geluti bermanfaat bagi kebaikan orang banyak.

Itulah tujuh langkah elegan dalam mengubah passion yang kamu miliki menjadi pundi-pundi rupiah. Semoga dapat bermanfaat dan menambah rasa percaya diri kamu untuk mulai mengambil langkah konkret meraih mimpi, ya!


Thursday, August 7, 2014

Nonton 'Running Man' Tanding Bola



Gue nggak pernah nonton Sepakbola secara live sebelumnya. Dan tanggal 2 Juni kemarin, gue beruntung banget karena dapat kesempatan itu, nonton Sepakbola secara live, dan yang jadi pemainnya itu para idola gue dari Korea Selatan. Itu pengalaman terbaik yang pernah gue alami. Serius.
Running Man lagi latihan :D
Gue, Daging dan Tulang udah berburu tiketnya dari jauh-jauh hari, yah meskipun kita cuma beli yang kelas 3 sih, bukan yang VVIP. Tapi begitu sampai di Glora Bung Karno, kita bertiga tetep exicted ngeliat Running Man berlaga di lapangan hijau.
Antrian masuk GBK

Segala stress gue hari itu hilang. Rasanya bener-bener bahagia banget ngeliat mereka yang biasanya cuma bisa gue lihat di internet, sekarang ada di sini, di Indonesia, cuma berjarak beberapa puluh meter dari bangku penonton yang gue duduki. Yah meski gue akui sih, mata gue nggak bisa ngeliat mereka langsung, secara mata gue minus. Butuh bantuan kamera untuk bisa ngeliat mereka (hahaha... sama aja ya ngeliatnya nggak langsung)
Daging, gue, Tulang

Hal yang bikin gue menjerit histeris adalah, Lee Kwang Soo, seperti kebiasaannya kalo ngunjungin fans mereka di Negara lain, lari keliling lapangan untuk bikin "human wave". Gue secara nggak sadar langsung lompat ke depan pagar pembatas demi melihat dia lebih dekat. Dia idola Korea pertama yang gue liat dengan mata kepala gue sendiri. Dan gue seneng banget.


Saturday, August 24, 2013

Sarcastic is Character!



Dariusz Sankowski from Pixabay

Kenapa sih, dia mesti sensi sama gue?

Kemarin pagi, gue sempet-sempetnya mikir tentang sesuatu yang akhirnya gue publikasian di akun Facebook gue. Begini isinya, “Lo pasti nggak nyangka bakal ketemu jodoh lo di mana..” Gue bener-bener iseng aja nulis pemikiran itu, tanpa berharap bakal ketemu siapa-siapa. Apalagi sama jodoh gue.

Siang itu gue ngampus ogah-ogahan, masuk kelas PKN dan duduk paling belakang, selanjutnya gue ngobrol membabi buta sama temen-temen gue yang hari itu baru ketemu setelah dua minggu liburan panjang. Saat itu, gue baru tau dari temen gue kalo dosen yang lagi ngajar di depan kelas terindikasi punya penyakit gangguan pendengaran. Simpelnya, budek. Dan emang nyatanya gue ngobrol nyaris teriak-teriak pun dia nggak denger. Ajaib.

Selesai kelas PKN, gue ke luar bareng temen-temen gue untuk ke kelas selanjutnya. Mata Kuliah Komunikasi Bisnis. Sialnya, udah duduk lama banget nungguin sampe keabisan bahan obrolan, dosennya ternyata nggak masuk. Gue mengecek kebenaran tersebut di DPPU, dan ternyata emang bener. Dosennya nggak masuk karena sakit. Alhasil gue galau, antara cabut atau lanjut kuliah. Mengingat kuliah selanjutnya baru bakal di mulai jam setengah tujuh malem. Gue bakal kayak kambing congek nungguinnya. Akhirnya gue mutusin buat nongkrong di kantin.
Saat gue lagi cekakakan sama temen-temen gue di kantin, tiba-tiba temen gue, sebut aja dia Maris, ngirim sms ke gue yang isinya begini, “Gue ada kabar baik buat lu. Lu ntar Kombis diajar sama pak TY.”

Setelah baca sms itu, gue ngerasa kayak baru dapet bonus sebesar 1 juta. Seneeeng banget dan sangat antusias. Temen-temen gue yang laen langsung merhatiin gue sambil geleng-geleng kepala. Gue pun menyeret temen-temen gue itu untuk balik ke kelas. Termasuk si Cumi, temen gue dari planet lain, yang sebenernya bukan anak Ekonomi.

Gue deg-degan banget waktu masuk ke kelas. Sialnya, saat gue masuk ke kelas, seorang temen gue yang juga ngefans mampus sama pak TY, langsung ngomong gini, “Mimpi apa lo semalem?” gue cuma senyum-senyum nggak jelas menanggapi omongannya itu.
Emang dasarnya sial atau apa kali ya. Temen gue, si Cumi, hari itu kayaknya abis makan bebek bengek yang nyasar ke kampus gue, membuat dia entah kenapa baweeeeel banget. Dia ngejawab melulu kalo pak TY ngejelasin. Malah dia ngoreksi kesalahan pak TY ketika salah menulis Low Contact menjadi Lo Contact. Cumi langsung nyeletuk, “kurang W tuh pak!”

Dengan santai pak TY membalas komentar itu. “Suka-suka saya dong. Lo itu singkatan dari Low.” Gue cuma bisa tutup muka. Malu sendiri sama kelakuan temen gue. Gue yang awalnya pengen duduk paling belakang untuk bisa diem-diem merhatiin dia dalam diam, karena gue ngerasa udah hampir satu abad nggak ketemu dia. Eeeeh, berujung kena tatap mulu karena kebawelan temen gue itu. Kesel sih, tapi itu keputusan gue sendiri buat ngajak dia masuk.

Jujur, gue kangen banget sama cara ngajar pak TY. Suaranya, bahasa tubuhnya, alur penyampaiannya, nada sinis dan intimidatifnya... gue kangen! Dan hari itu gue merasa bener-bener berjodoh sama dia. Mungkin pemikiran gue yang tadi pagi, yang gue publikasikan di akun Facebook itu loh, didengar sama Tuhan yang Maha Pengasih.

Emang bener, bencana itu selalu datang di tanah harapan.

Pak TY lagi ngomongin masalah tugas yang mesti dikumpulin atas perintah dosen Komunikasi Bisnis gue. Gue ngerasa ada yang ganjil, dan rasa-rasanya emang nggak beres. Nggak lama kemudian gue nepok jidat, baru inget tugas gue itu dibawa sama temen gue yang udah pulang duluan, akibat dosennya nggak dateng setelah nunggu lama. Gue pun panik, dan tanpa sadar langsung mengguncang-guncang bahu si Riris. “Mampus gue! Tugas gue kebawa Iren! Gimana dooong!”

Tau-tau kelas jadi hening. Temen-temen sekelas ngeliat ke arah gue. Gue nelen ludah. Pas nengok ke depan, gue tambah nelen ludah lagi. Mampus! Pak TY ngeliatin gue dengan wajah kaku.
“Saya ngomong High Contact ya, langsung diem.” Katanya sambil tersenyum sinis ngeliat gue mati kutu. “Kalo saya ngomong Low Contact, saya lempar pake penghapus.” Katanya lagi sambil ngacungin penghapus whiteboard.

Kampret! Malu abis gue!

Iya, dia ngomelin gue secara nggak langsung barusan. Yang artinya kalo di Komunikasi Bisni itu, pelajaran yang lagi dia terangin, adalah komunikasi secara High Contact. Tapi gila aja, masa dia tega ngomong kasar gitu ke gue? Mau ngelempar penghapus segala? Ya ampun... luluh lantak hati gue. Padahal gue cuma bisik-bisik tadi, dan cuma sekali. Kesannya gue udah jadi biang ribut. Kenapa sih dia sinis banget sama gue?

Selesai pelajaran dia, gue pun berjalan lemas ke luar kelas. Temen-temen gue yang duduk di deretan depan, lagi-lagi bertanya. “Mimpi apa lo semalem?”
Gue menjawab pertanyaan mereka dengan wajah malas. “Mimpi buruk!”

Gue ngetik sms ke temen gue, sebut aja dia Tulang, cerita tentang gimana hari tragis itu terjadi. Tulang akhirnya membalas dengan isi sms begini, “Kok bisa mau dilempar penghapus? Lu ngelakuin kegilaan apa?”

Kampret. Mulut gue udah manyun banget saat itu. Gue pun ngejelasin kronologi kejadiannya. Dan Tulang kembali menjawab. “Wew. Oke gue ralat kata-kata gue waktu itu. Meskipun tampang “ohmaygod!”  But the words is so incredible! Asli keren! Eh tapi high contact sama low contact itu apa ya?”

Monyong. Gue makin bete aja bacanya. Tulang emang sempet gue kasih tau foto pak TY, sekedar pengen dia tau aja gimana tampangnya. Dan sialnya, dia ngatain pak TY itu aneh dan dia menjulukinya dengan “ohmygod!” see? Sekarang dia jadi memuji pak TY saat gue lagi bete sama dosen satu itu. Kontradiktif banget.

Gue bilang ke Tulang, meskipun gue udah diomelin kaya gitu, di depan mahasiswa-mahasiswi lain pula, tetep aja gue masih suka sama pak TY. Aneh kan? Sumpah aneh banget. Dan hal itu langsung diamini oleh Tulang.

“It’s true! Sarcastic is character! Hohoho. Well, gue kasih dia 7 dari 10 buar sifat sinis dia yang keren itu.”

Oh~my~god!

Saturday, June 29, 2013

Looser

Dariusz Sankowski from Pixabay 

Udah lama banget gue pengen posting tulisan ini, tapi nyatanya baru kesampean sekarang.
Tulisan gue kali ini emang judulnya "pelajaran" banget, tapi isinya mah sama sekali beda total.

Gue udah pernah cerita kan, kalo gue itu udah jadi mahasiswi di salah satu Universitas swasta, Universitas Esa Unggul tepatnya. waktu itu gue sama sekali nggak semangat buat jadi anak kuliahan. Nggak kebayang gimana capenya gue bakal kerja sekaligus kuliah sepanjang tujuh hari dalam seminggu.

Ternyata Tuhan emang bener-bener sayang sama gue. Di sela-sela rasa capek gue itu, gue dipertemukan dengan seseorang yang bikin gue tiba-tiba punya alasan buat tetep semangat jalanin hari-hari (lebay banget!).

Dia dosen Ekonomi Makro gue.

Sumpah deh, kalo sampe ada anak Esa Unggul (terutama temen-temen gue) baca ini tulisan, pasti gue langsung dibuli abis-abisan. Pasalnya, tu dosen emang kharismatik dan cool banget, bikin hampir seluruh mahasiswi yang pernah diajar sama dia jadi gemes. Gue termasuk salah satunya.

Sebut aja dia Pak TY.

Pak TY itu sebenernya udah bisa disebut tua. Gue rasa umurnya udah mencapai 30an lebih. Jelas bukan usia yang bisa dikecengin sama anak-anak seumuran gue. Selain itu, dia itu udah punya calon istri yang bener-bener cantik, pake kerudung pula. Bikin cewek-cewek yang suka sama dia kebanyakan berujung pasrah.

Gue masih inget pertama kali gue ketemu sama dia, awalnya gue pikir dosen yang ngajar Ekonomi Makro itu cewek, soalnya emang nama Pak TY itu rada kemayu sih. Gue malah pernah punya temen SMP yang namanya bener-bener sama kayak dia. Cuma beda belakangnya aja. Saat pak TY masuk ke kelas, saat itu gue langsung protes ke temen di sebelah gue, "Kok yang nongol cowok sih? Harusnya cewek, kan?"
Temen gue itu cuma bisa geleng-geleng kepala. Dan setelahnya, karena nggak ngerti juga kenapa yang nongol malah dosen cowok, akhirnya gue diem dan mulai ngedengerin dia nerangin pelajaran.

Ajaib. Gue langsung jatuh hati sama tu dosen. Cara dia nerangin bener-bener asik banget. Meskipun kata beberapa temen gue cara nerangin dia terlalu cepet, bagi gue malah justrudi situlah letak keren dia. Lagipula gue tetep ngerti walopun dia ngomongnya terlalu cepet, jangan-jangan temen-temen gue aja yang rada telat mikir. Beberapa kali gue pernah kontak langsung sama Pak TY. Secara verbal.  
Yang pertama saat dia nanya ke mahasiswa-mahasiswi satu kelas.

"Kalian mau make-up kelas jam berapa?"

Dan gue dengan semangat membara langsung teriak paling kenceng (tanpa toa loh) bilang,
"Jam setengah tujuh aja paaaaaak!"

 Pak TY saat itu mungkin ngira gue sakit jiwa, makanya dia langsung nanya sama gue,
 "Kenapa kamu maunya jam setengah tujuh?" mungkin dia takut kalo gue nggak diladenin bakal maju ke depan kelas dan gebrak-gebrak meja.

 Gue, yang saat itu nggak ngira bakal kena tanya, sontak langsung membeku. Kedua mata dingin dia natap mata gue, nunggu jawaban. Akhirnya dengan malu-malu gue bilang kalo gue keluar kantornya jam enam sore, jadi kalo misalnya make-upnya jam enam sore juga nggak bakal keburu.

Yang kedua, saat gue dateng ke kelas dia paling pertama. Waktu itu gue ngebut total sepulang kerja karena gue pikir gue udah telat. begitu sampe di koridor kelas, gue berpapasan sama pak TY dari arah yang berlawanan. Gue kaget sekaligus girang bisa ketemu di waktu yang mepet kayak gitu, kesannya kayak berjodoh banget. Gue dan pak TY sempet bertatapan beberapa detik, setelah itu dia langsung masuk kelas. Gue mengekor di belakangnya. Gue pikir tuh kelas udah bejubel orang, ternyata malah masih kosong!

Gue pikir gue salah masuk kelas, agak grogi juga karena saat itu gue sama pak TY jadi cuma berduaan. akhirnya gue tanya ke dia, "Pak... kelasnya di sini ya?"

Dengan cueknya dia cuma jawab, "mungkin." udah itu doang. setelah itu dia sibuk ngapus papan tulis. ngeselin kan? untung aja keren, kalo nggak mah udah gue sumpahin dari tadi.

Yang ketiga, saat gue bawa roti bantal yang ukurannya super gede pas pelajaran dia. Namanya juga karyawan ngerangkap jadi mahasiswi, wajar kalo gue bawa stok makanan setelah pulang kerja. soalnya saat itu waktunya perut merongrong kelaparan. Nah, awal mulanya tu roti bantal gue taro di lantai, di atas tas gue. Terus tau-tau ada temen gue yang ngeliat tu roti dan langsung nggak tahan buat minta. Diambillah roti gue itu, dan dia taro di atas meja gue. Gue marah-marah pas dia buka tu plastik roti terang-terangan sampe bunyi kresek-kreseknya kedengeran jelas banget. Padahal pak TY itu termasuk dosen yang indera pendengarannya paling peka. Dan jadilah, pak TY menatap ke arah gue, yang sialnya, roti itu adanya di atas meja gue. sementara temen gue itu pura-pura bego.

Gue nahan malu sambil nutup mulut. Gila, pasti dia bakal ngelibas gue pake tatapannya yang dingin banget dan omongannya yang rada nyelekit.

"Kenapa? Terpesona ya sama kuenya yang gede banget? Saya juga terpesona..."

SUMPAH! GUE MALU ABIS! Kesannya gue ini cewek perut karung yang kapasitas makannya kayak orang kerusupan. setelah kejadian itu gue nggak pernah beli roti itu lagi, kalo bukan karena mama gue yang minta.

Setelah kejadian-kejadian itu tingkat ke'ge-er'an gue bertambah parah. tiap kali ketemu pak TY di koridor kelas dan nggak sengaja ketemu pandang, setelah itu gue pasti jingkrang-jingkrak seneng. Atau saat dia ngajar di depan kelas, gue selalu ngerasa kedua mata dia selalu natap ke arah gue.
Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang bikin gue jadi heboh sendiri, padahal bagi pak TY mungkin gue cuma mahasiswi aneh yang suka bertingkah nggak jelas.

Sebenernya banyak mahasiswa-mahasiswi yang nggak suka sama pak TY karena cara ngajar dia terlalu "killer", nggak boleh berisik lah, nggak boleh titip absen lah, harus jadi mahasiswi aktif lah. Tapi sejalan dengan hal itu, yang suka sama dia juga lebih banyak lagi. Di mana-mana yang namanya hal misterius emang lebih membangkitkan rasa ingin tau. Semakin pak TY bersikap jutek, semakin banyak cewek-cewek yang suka sama dia.

Dan segala kegilaan gue terhadap pak YT itu bukan apa-apa dibanding kegilaan beberapa temen gue yang lain. Ada satu temen gue yang sukaaaaa banget sama pak TY, dan dia diem-diem selalu motret pak TY pake ponselnya pas lagi ngajar. Gila, kan? Gue aja nggak sampe segitunya. Pernah waktu itu pak TY lagi makan di kantin, terus temen gue itu sengaja duduk di posisi yang searah sama dia. Dia nyuruh salah seorang temennya buat moto dia, dengan pak TY yang ikut terfoto di background belakang.... Gileeeeee nekat banget! Meskipun di foto itu pak TY keliatan kecil banget, perlu beberapa kali zoom untuk bisa mastiin kalo itu bener dia.

Gue kalah langkah!

Thursday, October 4, 2012

Review Novel Tetralogi Karya Ilana Tan

StockSnap from Pixabay

Masih inget, kan? Gue pernah cerita tentang kecintaaan pertama kali gue terhadap SHINee dimulai saat gue lagi menggandrungi salah satu novel karya Ilana Tan. Oke, mungkin dua hal itu nggak ada kaitannya sama sekali. Intinya, gue suka dua-duanya.
Kali ini gue mau bahas tentang tetralogi 4 musim karya Ilana Tan, yang alhamdulilah, udah gue baca semua. hehehe. Oya, ada satu lagi karya dia yang baru tahun 2011 kemarin terbit. Judulnya "Sunshines Becomes You". Dan harus gue akuin, semua karya dia bikin gue iri setengah mati, dalam hal ini positif sih.


Karya pertama Ilana Tan yang gue baca, Spring In London. 
Gue langsung ngefans begitu baca Spring In London pertama kali semasa SMA, gue pikir si penulis ini pinter banget ngerangkum hal-hal manis dan dia curahkan sesimple mungkin ke para pembaca. Tapi memberi kesan seolah-olah pembaca sendiri yang ngalamin hal-hal manis itu.
Tokoh utama cowok di novel ini namanya Danny Jo, seorang bintang iklan paling diminati di Korea Selatan walaupun impiannya adalah menjadi sutradara video musik. Sementara tokoh utama ceweknya bernama Naomi Ishida, seorang foto model terkenal di Jepang. Naomi ini punya adik kembar bernama Keiko Ishida (tokoh utama di Winter In Tokyo). Naomi takut banget sama cowok, dia punya masa lalu yang gelap, yang bahkan sampai mati pun bakal terus dia ingat, andai nggak ada Danny Jo yang nolongin dia untuk pulih dari phobianya itu. Meski Naomi sebenarnya sulit menatap Danny, sebab dia adalah orang yang secara nggak langsung berhubungan sama masa lalunya. Gue speechles waktu Danny ngomong begini ke Naomi,
"Pada saat kita bertemu lagi nanti, kalau perasaanmu masih belum berubah,
kalau kau masih merasa sulit percaya padaku, kalau kau tidak mau melihatku lagi,
tidak mau berurusan denganku lagi, kau hanya perlu mengatakannya dan aku akan
menuruti apa pun yang kaukataka
n."

Buku kedua yang gue baca.

Gue semakin menggila terhadap karya Ilana Tan dan akhirnya berhasil baca novel selanjutnya. Summer In Seoul. Wah, kalo yang satu ini, dari cover dan judulnya aja udah bikin gue mupeng banget. hehehe. it's about Seoul! Salah-satu ibukota Negara yang pengen banget gw kunjungin (Amin!).Di novel ini, tokoh utama cowoknya bernama Jung Tae Wo, seorang penyanyi terkenal di Korea Selatan. Doi ini temannya Danny Jo (unik kan? Ilana Tan bikin cerita yang tokoh-tokohnya saling berkaitan). Sementara tokoh ceweknya berasal dari keturunan Indonesia-Korea dengan nama Han Soon Hee atau Sandy dalam bahasa Indonesia.  Mereka nggak sengaja bertemu karena sebuah insiden, yang mengharuskan Sandy pura-pura jadi pacar Jung Tae Wo. Jung Tae Wo sendiri dianggep gay karena selama popularitasnya di dunia entertain nggak pernah punya pacar.

"Dulu kalau aku tak begitu, kini bagaimana aku?
Dulu kalau aku tak di situ, kini di mana aku?
Kini kalau aku begini, kelak bagaimana aku?
Kini kalau aku di sini, kelak di mana aku?
Tak tahu kelak ataupun dulu
Cuma tahu kini aku begini
Cuma tahu kini aku di sini
Dan kini aku melihatmu" 

Di atas itu, adalah salah satu qoutes yang gue suka. Yups, kalimatnya sederhana, tapi ngena banget. Gue jadi berpikir kalo dunia tulis-menulis itu sama sekali nggak ada ujungnya. Nggak terbatas. Selain itu gue suka banget saat Jung Tae Wo ngomong gini sewaktu Sandy terbaring di rumah sakit karena kecelakaan lalu lintas. 

Sudah lama tidak melihatmu. Kau tahu, aku hampir melupakan wajahmu. Kalau aku sampai lupa bagaimana wajahmu, aku tidak bakal bisa melakukan apa pun lagi. Kau tahu kenapa? Karena aku akan terlalu sibuk berusaha mengingat wajahmu sampai-sampai tidak mampu memikirkan masalah lain. Gawat, kan?” Jung Tae Wo membelai pipi Sandy dengan ujung jemarinya. “Sekarang setelah melihatmu, aku baru ingat. Ah, benar... Matamu seperti ini... hidungmu seperti ini... mulutmu... dahimu... dan rambutmu.” Ia menggenggam tangan gadis itu dengan lembut. “Kenapa aku bisa lupa wajahmu?” Tae-Woo mendesah. “Ingatanku memang buruk, aku tahu. Menurutmu aku harus bagaimana? Menurutku, aku harus melihatmu setiap hari supaya tidak lupa. Itu artinya kau harus selalu di sisiku, bersamaku. Bagaimana?

Terus, di akhir cerita dijelasin kenapa Jung Tae Wo menyimpan nomor telepon Sandy di nomor sembilan. “Dalam bisbol ada sembilan pemain. Kurang satu saja tidak bisa. Sembilan artinya lengkap. Kenapa aku menyimpan nomor Sandy di nomor sembilan? Itu karena kalau dia ada, aku baru merasa benar, merasa lengkap. Dia nomor sembilanku.

Buku ketiga. Favorit gue!^^
Awalnya gue biasa-biasa aja baca novel Winter In Tokyo. Tapi makin gue baca, kok makin kecanduan? Apalagi waktu bacanya sambil dengerin lagu Hello-nya SHINee. Ya ampun, gue semakin gila. Entah kenapa gue ngebayangin sosok Nishimura Kazuto (tokoh utama cowoknya) sebagai Kim Jonghyun (salah satu member SHINee). Padahal menurut kenegaraan, mereka berdua sama sekali nggak cocok. Terus siapa sosok tokoh utama ceweknya, Keiko Ishida? Tentu aja gue ngebayangin diri gue sendiri. hehehe :p

 Keiko ini kembaran Naomi Ishida. Mulanya dia tipe gadis yang ceria, lucu, pinter. Tapi karena suatu hal dia jadi trauma sama gelap dan sendirian. Dia bete karena punya saudara kembar model terkenal, jadi bikin dia diikutin stalker ke mana-mana. Kehadiran Kazuto di hidupnya mengubah segalanya. Cowok itu pindah ke apartemen di depannya karena pengen ngelupain masa lalu. 

Keiko udah lama nyari cinta pertamanya yang dia temui saat masih sekolah dasar, nama cowok itu Kitano Akira. Sampai akhirnya dia tahu, dia salah mengenali nama cinta pertamanya itu. Inti ceritanya, Kazuta ngalamin lupa ingatan karena dihajar sama stalker yang bikin Keiko trauma. Tapi justru disaat dalam keadaan lupa ingatan itu, Kazuto kembali jatuh cinta saat ngeliat Keiko Ishida untuk pertama kalinya. Dan rasa cinta dia semakin dalam. Yups, manis kan? Dan di akhir cerita, gue bener-bener speechels karena Ilana Tan bikin kejutan yang bahkan nggak gue duga dari awal. Begini cuplikannya, 

CAHAYA matahari yang silau membuat mata Kazuto menyipit ketika menatap anak perempuan
yang sedang berjongkok dan mengorek-ngorek tanah bersalju dengan ranting di samping
gedung sekolah. Sepertinya anak itu sedang mencari sesuatu. Sesekali ia meniup tangannya
yang tidak bersarung tangan. Dan sepertinya ia juga sedang menangis. Kazuto kembali menatap anak perempuan itu. Teman-temannya belum kembali. Daripada
melamun saja, mungkin ia bisa membantu anak itu.
Kazuto membetulkan letak topi wol birunya dan menghampiri anak itu. “Sedang apa?”
tanyanya.
Anak perempuan itu mendongak. Matanya menyipit menatap Kazuto. Dari dekat, Kazuto
menyadari rambut panjang anak itu yang diikat ekor kuda terlihat agak miring dan ada sedikit
noda tanah di pipinya yang kemerahan. Kazuto juga baru tahu anak itu tidak sedang menangis
seperti yang diduganya tadi, tetapi anak itu memang hampir menangis. Matanya terlihat berkaca-kaca.
Setelah ragu sejenak, anak perempuan itu bergumam pelan, “Mencari sesuatu.”
“Mencari apa?”
“Kalung.” Lalu anak perempuan itu kembali menunduk dan mengorek-ngorek tanah.
Kalung? Tanpa bertanya lebih jauh, Kazuto pun ikut mencari. Ia baru mulai berlutut ketika
sudut matanya menangkap sesuatu yang berkilau. Ia memungut benda itu dan mengamatinya.
Kalung itu kalung yang sederhana, tetapi indah, dengan liontin berbentuk tulisan “Keiko”. Nama anak itukah?“Namamu Keiko?” tanyanya.
Anak itu menoleh ke arahnya. “Ya.” Nada suaranya terdengar ragu-ragu.
Kazuto tersenyum puas dan mengacungkan kalung yang dipegangnya itu. “Ketemu!”
“Benarkah?” Wajah anak perempuan itu langsung berubah cerah. Ia berlari menghampiri
Kazuto dengan mata berkilat-kilat senang dan pipinya semakin merah.
Kazuto berdeham dan menyerahkan kalung itu kepadanya. “Jaga baik-baik. Jangan sampai
hilang lagi.”
Tepat pada saat itu ia mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh dan melihat teman-temannya
ternyata sudah keluar dan melambai-lambai ke arahnya. Kazuto mendesah. Kenapa
mereka memilih sekarang untuk keluar? Ia mendesah pelan sekali lagi dan menoleh kembali
kepada anak perempuan yang berdiri di depannya. “Aku pergi dulu,” katanya. “Kau juga lebih
baik cepat pulang.”
Setelah itu ia pergi bergabung dengan teman-temannya.

* * *
“Naomi, cepat ke sini,” Keiko menarik Naomi yang baru datang. “Dan jangan berbalik! Nanti
dia melihat kita.”
“Siapa?”
“Kau kenal anak laki-laki di lapangan itu? Tapi kau jangan berbalik. Nanti dia melihat.”
Naomi mendelik ke arah saudara kembarnya. “Kalau tidak berbalik bagaimana aku bisa
melihat siapa yang kaumaksud?”
“Baiklah, baiklah. Tapi pelan-pelan saja. Jangan sampai ketahuan.”
Naomi menoleh diam-diam dan memandang ke arah lapangan.
* * *
“Kau tadi bicara dengan siapa, Kazuto?” tanya Eiji yang bertubuh jangkung sambil menoleh ke
belakang.
Kazuto memutar kepala temannya kembali ke depan. “Bukan siapa-siapa. Kenapa kalian
cepat sekali?”
“Cepat?” Mata Makoto melebar terkejut. “Kami pikir kau pasti sudah uring-uringan
karena menunggu begitu lama di luar.”
Kazuto pura-pura tidak mendengar.
“Sekarang kita mau ke mana?” tanya Emi sambil melirik jam tangan.
Akira smabil mengusap-usap kepalanya yang hampir botak. “Bagaimana kalau kita pergi
makan?” usulnya.
“Kenapa pikiranmu makan melulu?” omel Makoto dan menyikut lengan Akira.
“Memangnya kalian tidak pernah dengar cuaca dingin membuat orang-orang gampang
lapar?” tanya Akira sambil memandang teman-temannya satu per satu. “Apalagi aku.”
Emi terkikik. “Maksudmu karena ibumu salah memotong rambutmu sampai hampir botak
dan sekarang kepalamu kedinginan?”
“Jangan mengingatkanku pada rambut jelek ini,” erang Akira. “Aduh, kenapa aku lupa
bawa topi hari ini?”
Kazuto melepaskan topinya dan melemparkannya ke arah Akira. “Pakai ini saja kalau kau
malu rambutmu yang jelek itu dilihat orang.”
Teman-temannya tertawa. Sambil bersungut-sungut, Akira mengenakan topi wol biru itu.
* * *
“Sekarang jam pulang sekolah, kau tahu?” kata Naomi. “Di lapangan banyak orang. Anak lakilaki
yang mana maksudmu? Beri aku petunjuk.”
“Tadi dia bersama teman-temannya,” gumam Keiko sambil berpikir-pikir. Tiba-tiba ia
menjentikkan jari. “Dia memakai topi biru. Topi wol biru!”
“Topi biru?” Naomi menyipitkan mata dan mencari-cari. “Ah, itu dia. Topi biru dan... dia
bersama teman-temannya. Yang itu? Bukankah mereka kakak kelas kita?”
“Ya, ya, ya,” sahut Keiko cepat tanpa berbalik. “Kau tahu siapa namanya? Anak laki-laki
bertopi biru itu?”
Naomi mengangguk. “Itu Kitano Akira.”
“Kitano Akira,” gumam Keiko sambil tersenyum sendiri.
Naomi menyikut saudara kembarnya. “Ngomong-ngomong, kenapa kau ingin tahu?”
Keiko tersenyum lebar penuh rahasia. “Akan kuceritakan di rumah. Ayo, kita pulang.”


terakhir!
LAST! Novel ini baru gue tamatin baca kemarin. Wah, gue nyesel kenapa baru baca sekarang. Ceritanya sebenernya sih terlalu cepat menuju inti cerita, jadi hal-hal manisnya kurang dapet. Tapi kalo bener-bener dihayatin, serasa... apa ya? ikut sedih juga, sama kaya apa yang dirasain Tara Dupont (tokoh utama cewek) dan Tatsuya Fujisawa (tokoh utama cowok). Terus terang gue nggak pernah suka sama cerita yang sad ending, apalagi yang ngegantung. 
Salah satu cuplikan yang gue suka, ini nih.
Ia tidak bisa menahannya walaupun ia ingin. Ia hanya berharap sepenuh hati, dengan begitu rasa sakit dan kepedihannya juga akan berkurang, walaupun sedikit. Karena ia sungguh tidak tahu apa lagi yang bisa dilakukannya terhadap lubang besar yang menganga di dalam dadanya. Tempat hatinya dulu berada.

“Ucapkan satu permintaan sebelum meniup lilinnya,” kata Tara waktu itu.
“Permintaan?”
“Kau tentu tahu kalau permintaan yang diucapkan saat kita berulang tahun akan selalu terkabul, bukan? Ayo, cepat. Nanti lilinnya meleleh.”
Saat itu Tatsuya punya banyak permohonan yang ia tahu tidak akan bisa terkabul. Kenyataan tidak akan bisa diubah. Tetapi ketika ia memandang Tara dan melihatnya tersenyum, ia tahu apa yang diinginkannya.
Sekarang ini ia hanya punya satu keinginan di atas segalanya. Satu permohonan.
Ia ingin Tara Dupont selalu bahagia. Walaupun itu berarti ia harus menyerahkan seluruh hidupnya.

Dan di akhir cerita gue nangis saat baca yang ini nih,

Sejenak ia tidak bisa merasakan detak jantungnya ketika melihat apa yang ada di dalam laci. Tangannya kembali gemetar ketika mengeluarkan foto-foto itu. Lima lembar foto.
Foto-foto Tara sendiri.
Foto pertama adalah foto dirinya yan gmenguap dengan sebelah tangan menutupi mulut. Melihat latar belakang foto itu, Tara tahu di mana foto itu diambil. Di MuseƩ Rodin. Bersama Tatsuya. Tara melihat sebaris tulisan di balik foto.
“Dia menguap...”
Kapan Tatsuya memotretnya? Kenapa ia tidak sadar?
Foto kedua menunjukkan dirinya duduk di tepi jendela dan memandang ke luar jendela. Tara mengenali apartemen yang ditempati Tatsuya di Paris. Ia membalikkan foto dan membaca.
“Melamun sambil memandangi Sungai Seine...”
Foto ketiga. Dirinya berada di dapur apartemennya sendiri, mengangkat panci dengan dua tangan. Ia kembali membalikkan foto itu.
“Dia pintar memasak...”
Foto keempat adalah foto close-up dirinya yang tersenyum lebar.
“Dia tersenyum...”
Foto terakhir membuatnya tidak bisa bernapas. Ia menyadari ternyata ia sudah menangis ketika air matanya menetes ke foto yang dipegangnya. Ia menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan tangis, tetapi tidak berhasil.
Dalam foto itu ia melihat dirinya dan Tatsuya. Ia ingat dengan jelas di mana mereka saat itu. Di Disneyland Paris. Saat itu mereka meminta bantuan pengunjung lain untuk mengambil foto mereka berdua. Mereka mengenakan bando berbentuk telinga Mickey Mouse dan tersenyum lebar ke arah kamera. Sebelah lengan Tatsuya merangkul leher Tara dan tangan yang lain memegang es krim vanila. Tatsuya terlihat sangat tampan saat itu. Tampan dan bahagia.
Dengan tangan yang masih gemetar, Tara membalikkan foto itu.
“Aku dan segala yang kuinginkan dalam hidup...”

Oke, Tetralogi Ilana Tan udah gue ceritain semuanya. Meskipun sebenernya gue salah baca urutan novelnya. harusnya sih urutannya begini, 
  1. Summer in Seoul
  2. Autumn In Paris
  3. Winter In Tokyo
  4. Spring In London
At Last,  Gue bersyukur pernah baca karya-karya Ilana Tan. Setelah baca novel-novel di atas, gue semakin tertarik sama dunia tulis-menulis dan... rasanya pengen ngalamin jatuh cinta lagi. Hehehe

5 Aktor Korea Ini Paling Cocok Perankan Bangsawan

Bagi seorang aktor, memerankan figur seorang bangsawan menjadi hal yang mudah saja. Namun, hanya beberapa di antara mereka yang dinila...